Header Ads

https://edukasi-geografi.blogspot.co.id/

SUNGAI

Daerah Aliran Sungai


Daerah aliran sungai atau (DAS) adalah sungai induk beserta anak-anak sungai yang membentuk suatu kompleks sungai.

DAS dibedakan menjadi tiga bagian:
1. DAS Hulu
Ciri-ciri DAS hulu :
·         Kemiringan sungainya sangat besar.
·         Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun)
·         Erosi sungai sangat aktif.
·         Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).
·         Lembah sungainya berbentuk V

2. DAS Tengah
Ciri-ciri DAS tengah :
·         Kemiringan sungai sudah berkurang.
·         Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.
·         Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.
·         Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.
·         Lembah sungainya berbentuk U

3. DAS Hilir
Ciri-ciri DAS hilir :
·         Kemiringan sungai sangat landai.
·         Aliran sungai berjalan sangat lamban.
·         Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.
·         Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.
·         Lembah sungai berbentuk huruf U.


Klasifikasi Sungai
Sungai adalah massa air tawar yang mengalir secara alamiah mengikuti alur suatu lembah yang ekhirnya bermuara ke danau atau ke laut.

Berdasarkan arah alirannya, sungai dibedakan sebagai berikut :

  1. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng atau daerah yang dilaluinya.
  2. Sungai Subsekuen, adalah sungai yang alirannya tegak lurus dengan sungai konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen.
  3. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang mengalir berlawanan dengan arah kemiringan lapisan batuan daerah tersebut (berlawanan arah dengan sungai konsekuen) dan bermuara atau merupakan anak dari sungai subsekuen.
  4. Sungai Resekuen, adalah sungai yang mengalir mengikuti arah kemirngan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekwen.
  5. Sungai Insekuen, adalah sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola liran dendritis.

Berdasarkan sumber airnya, sungai dibedakan sebagai berikut :
  1. Sungai yang besumber dari mata air, sungai ini biasanya terdapat didaerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan daerah alirannya tertutup vegetasi yang cukup lebat. Sebagian besar sungai di Indonesia merupakan sungai yang bersumber dari mata air.
  2. Sungai yang bersumber dari air hujan, terdapat di daerah dengan curah hujan musiman dan bervegetasi jarang sampai tidak bervegetasi, jika tidak ada hujan maka aliran sungai akan kering. Contohnya sungai-sugai yang berada di Nusa Tenggara.
  3. Sungai yang bersumber dari pencairan es (Gletser),  singai ini terdapat di daerah lintang tinggi dan di daerah pegunungan yang tinggi. Contohnya Sungai Mambramo dan Sunagi Digual di Papua.
  4. Sungai yang bersumber dari bermacam-macam sumber air, yaitu sungai yang sumber airnya besaral dari mata air atau dari pencairan es (gletser) kemudian ditambah dari air hujan yang turun sepanjang tahun maupun musiman.

Berdasarkan letak alirannya, sungai dibedakan sebagai berikut :
  1. Sungai yang seluruhnya mengalir di permukaan.
  2. Sungai yang seluruhnya mengalir di bawah permukaan tanah (sungai bawah tanah), seperti yang terdapat di daerah batu kapur (karst).
  3. Sungai yang sebagian alirannya di permukaan dan sebagian lagi di bawah permuakaan tanah.

Berdasarkan proses geologinya, sungai dibedakan sebagai berkut :
  1. Sungai influent, yaitu sungai yang memasok air tanah.
  2. Sungai effluent, yaitu sungai yang aliran airnya berasal dari air tanah.
  3. Sungai intermitten, yaitu sistem aliran sungai terputus dan hanya ada selama musim hujan (musiman).

Berdasarkan kestabilan kondisi air, sungai dibedakan sebagai berikut :
  1. Sungai perenial, yaitu sungai yang kondisi airnya stabil (permanen). Sungai ini selalu memiliki air yang cukup, meskipun sedang terjadi kemarau. Sungai ini tersebar luas di Papua, Kalimantan dan Sumatera.
  2. Sungai intermittent atau Episodic, yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.
  3. Sungai ephemeral,  yaitu sungai yang hanya berair pada musim hujan, yatu sungai yang umumnya terdapat di Nusa Tenggara.

Berdasarkan pola alirannya, sungai dibedakan sebagai berikut :
Add caption
1. Dendritik.
Yaitu pola aliran sungai berbentuk seperti cabang pohon yang tidak teratur dengan arah dan sudut bervariasi. Pola aliran ini terdapat di daerah yang memiliki jenis batuan sedimen dengan topografi daratan.



2. Pinnate.
Adalah bentuk khusus dari pola dendritis yang mempunyai ciri yaitu anak sungainya hampir sejajar dengan induk sungai dan bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip menunjukkan kecuraman lereng yang besar dan secara umum bersifat lebih terjal.



3. Trellis.
Yaitu pola aliran sungai yang bercabang dengan anak-anak sungainya berbentuk siku-siku atau hampir tegak lurus. Biasanya terbentuk di daerah patahan. Contohnya Sungai Cikapundung yang terbelokan oleh Patahan Lembang di Jawa Barat.

4. Rectanguler.
Yaitu suatu pola dimana sungai induk dengan anak-anak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90° (siku) dan biasanya terdapat di daerah rekahan atau patahan.


5. Radial (menyebar).
Yaitu pola aliran sungai menyebar yang biasanya berasal dari puncak gunung yang berbentuk kerucut atau kubah (dome) sehingga aliran sungainya menyebar ke berbagai arah. Contohnya sungai yang menyebar di semua lereng Gunung Merapi Jawa Tengah.

6. Centripetal (memusat).
Yaitu pola aliran sungai yang anak-anak sungainya memusat pada satu induk sungai. Pola ini terdapat di daerah cekungan, seperti anak-anak Sungai Citarum yang semuanya mengalir ke Citarum di daerah Cekungan Bandung Jawa Barat.


7. Annular.
Yaitu pola aliran sungai yang melingkar dengan anak-anak sungainya membentuk sudut yang hampir tegak lurus, biasanya terdapat pada daerah bentukan kubah (dome) yang tekstur batuannya berselang antara lunak dan keras.

8. Multibasinal.
Yaitu pola aliran sungai yang percabangan anak sungainya tidak bermuara ke sungai utama, tetapi hilang ke bawah permukaan tanah. Pola ini banyak terdapat di daerah karst.

9. Paralel (sejajar).
Yaitu pola aliran sungai dengan ciri antara anak sungai dan sungai utama sejajar atau hampir sejajar dengan membentuk sudut lancip dan terdapat pada  lereng yang terkontrol oleh struktur batuan (lipatan dan patahan).


Manfaat sungai :
1.     Kebutuhan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai.
2.     Sumber irigasi
3.     Pembankit listrik
4.     Sebagai sarana trasnportasi
5.     Sumber air minum
6.     Tempar rekreasi dan olahraga
7.     Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan.

Permasalahan sungai dan upaya penanggulangannya
Salah satu permasalahan sunngai adalah pendangkalan sungai akibat erosi di daerah hulu, sehingga dapat menyebabkan banjir.
Upaya mencegah banjir harus dilakukan di seluruh daerah aliran sungai baik daerah hulu, tengah maupun hilir yaitu :
  1. Peghijauan atau penghutanan kembali wilayah-wilayah yang telah gundul.
  2. Pembuatan terasering pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi.
  3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai.
  4. Pembuatan bendungan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
  5. Pembersihan sungai dari sampah.
  6. Melarang pemanfaatan sempadan sungai untuk permukiman.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.