Header Ads

https://edukasi-geografi.blogspot.co.id/

LAUT

Air laut adalah massa zat yang mudah bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Laut sebagai salah satu bentangan hidrosfer, memperlihatkan adanya perbedaan yang dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya.

Klasifikasi Laut
Berdasarkan proses terjadinya, laut dibedakan sebagai berikut:
  1. Laut Trangresi, adalah laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan yang disebabkan kenaikan permukaan air laut pada waktu berakhirnya zaman es dan sekarang menjadi laut dangkal. Misalnya, Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Cina Selatan.
  2. Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerakan menurun, dapat berupa palung laut atau lubuk laut, laut ini dikenal juga sebagai laut dalam. Misalnya, Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
  3. Laut Regresi, adalah laut yang menyempit, yang terjadi pada zaman es karena penurunan permukaan air laut sebagai akibat adanya penurunan. Contohnya Lubuk Laut Banda dan Selat Makasar.

Berdasarkan letaknya, laut dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Laut Tepi (sub ocean), yaitu laut yang terletak ditepian benua yang seolah-olah terpisah dari lautan oleh deretan pulau-pulau dan semenanjung. Contohnya Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan Laut Bering;
  2. Laut Pertengahan (middle sea), adalah laut yang terletak diantara benua. Contoh: Laut Mediteran yang terletak diantara Benua Eropa-Asia dan Afrika;
  3. Laut Pedalaman (inland sea), adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau hampir seluruhnya dikelilingi daratan. Contoh: Laut Kaspia, Laut Baltik, Laut Mati, dan Laut Hitam.

Berdasarkan kedalamannya, laut dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Zona Litoral, adalah wilayah laut yang pada saat terjadinya pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air laut surut wilayah ini menjadi kering. Zona ini sering disebut sebagai wilayah pasang surut.
  2. Zona Neritik (laut dangkal), adalah wilayah laut mulai zona pasang surut sampai kedalaman 200 meter. Sinar matahari masih tembus ke dasar laut. Zona ini merupakan tempat terkonsentrasinya biota laut, terutama berbagai jenis ikan. Zona neritik sering disebut wilayah laut dangkal. Contohnya Landasan Kontinen Sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata dan Selat Malaka) dan Landasan Kontinen Sahul (Laut Arafuru).
  3. Zona Batial (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang merupakan lereng benua di dasar samudera. Kedalaman zona ini antara 200 meter – 2000 meter. Sinar matahari sudah tidak tembus sampai kedasar laut sehingga tumbuhan dan binatang laut jumlahnya terbatas.
  4. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), adalah wilayah laut yang merupakan wilayah dasar samudra. Kedalamannya antara 2000 meter – 5000 meter, tekanan air sangat besar, suhu sangat rendah dan jenis biota yang ada pada zona ini terbatas.
  5. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), kedalamannya lebih dari 5000 meter termasuk palung laut dan lubuk laut.
Zona Batial, Abissal dan Hadal disebut juga zona dasar laut dalam karena pada zona ini temperatur air laut dan salinitasnya relatif sama (homogen), tidak ada cahaya matahari yang tembus, tekanan airnya besar, serta tidak terpengaruh oleh musim dam letak lintang.


Berdasarkan Konvrensi Hukum Laut Internasional yang ditetapkan di Jenewa (1958) Montevideo (1982), perairan laut suatu negara meliputi:
1. Laut Teritorial
Merupakan wilayah laut yang berada di bawah kedaulatan suatu negara. Batas laut teritorial ditarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas sejauh 12 mil laut.
Jika lebar laut antara pantai dua negara kurang dari 24 mil, maka batas laut teritorial ditetapkan dengan cara membagi dua jarak antara pantai dua negara yang bersangkutan. Perairan laut di luar batas 12 mil disebut laut lepas atau laut bebas.

2. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Merupakan wilayah perairan laut ekonomis suatu negara, tetapi berada di luar laut teritorial, selebar 200 mil laut di tarik dari garis dasar pantai pulau terluar ke arah laut bebas. Ditetapkan melalui UU no. 5 tahun 1983 dan UU no. 17 tahun 1985.
Di dalam batas ZEE, negara yang bersangkutan memiliki prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alam (hayati dan non hayati) yang terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut.

3. Landas Kontinen
Merupakan bagian dari benua yang terendam oleh air laut. Wilayah ini merupakan zone neritik dengan kedalaman antara 130-200 meter.
Batas landas kontinen diukur dari garis dasar ke arah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut.
Jika terdapat dua negara yang berdampingan pada batas landas kontinen maka batas laut akan dibagi dua sama jauh dari garis dasar masing-masing negara.
Pada landas kontinen, suatu negara memiliki hak dan wewenang untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya, seperti ikan dan barang tambang.
Sebagai negara kepulauan (archipelago state) yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia memiliki ketiga macam wilayah perairan tersebut di atas.
Indonesia telah membuat perjanjian internasional (konvensi, traktat) dengan Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia.
Batas wilayah laut teritorial, ZEE dan Landas Kontinen Indonesia dengan negara-negara tersebut berimpit pada satu garis yang sama. Selain itu Indonesia telah membuat perjanjian batas ZEE dan landas kontinen dengan India di laut Andaman dan dengan Australia di Laut Arafura dan laut Timor.


Relief Dasar Laut
Relief dasar laut adalah perbedaan tingi  dan rendah nya bentuk muka bumi di dasar laut.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk permukaan bumi yang ada pada relief dasar laut.

1. Landas Kontinen atau Landas Benua
Merupakan dasar laut yang merupakan kelanjutan dari benua. Daerah ini adalah suatu relief dasar laut yang menurun perlahan-lahan mulai dari pantai ke arah tengah lautan sampai ke pinggir saat dasar laut tiba-tiba menurun.
Landas kontinen mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Contohnya : pada Dangkalan Sunda yaitu kelanjutan dari Benua Australia.

2. Palung Laut (trench)
Merupakan dasar laut yang sangat dalam, curam, sempit, dan memanjang. Palung laut terbentuk karena adanya suatu gerak lipatan kulit bumi atau adanya patahan.
Contohnya: pada Palung Jawa mempunyai kedalaman 8.000 m, Palung Mariana mempunyai kedalaman 9.635 m, dan Palung Mindanao mempunyai kedalaman 10.500 m.

3. Gunung Laut
Merupakan gunung yang terbentuk di dasar laut. Gunung ini kadang ada yang sampai ke permukaan laut.
Gunung ini terbentuk akibat adanya suatu aktivitas vulkanisme. Contohnya pada Gunung Krakatau di Selat Sunda.

4. Ambang Laut (drempel)
Merupakan dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan yang lain. Contohnya :pada ambang laut Sulawesi.

5. Paparan Benua (Shelf)
Merupakan suatu dasar laut yang melandai ke daratan dengan kedalaman rata-rata sampai dengan 200 m. Contohnya : pada paparan sahul, paparan sunda.

6. Laut Dangkal
Merupakan suatu laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter.

7. Laut Dalam
Merupakan sebuah laut yang kedalamannya lebih dari 200 m. Contohnya : pada laut banda.

8. Lubuk Laut atau Bekken
Merupakan suatu daerah yang dalam dan luas di lautan. Daerah ini berupa cekungan. Contohnya : pada Indo-Australia Bekken di Samudra Hindia.

9. Punggung Laut
Merupakan salah satu relief dasar laut berupa bagian dari dasar laut yang menjulang ke atas sebagai pegunungan di laut.
Punggung laut di Indonesia antara lain terdapat di sebelah barat Pulau Sumatra, selatan Pulau Jawa, dan selatan Pulau Sumba.

10. Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu)
Merupakan dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.
  
Gerakan Air Laut
Banyak faktor yang mempengaruhi gerakan air laut, seperti adanya angin, perbedaan kerapatan air, dan perbedaan kadar garam. Gerakan air laut terdiri atas gelombang, arus, dan pasang surut.

Gelombang Laut
Gelombang laut merupakan suatu fenomena gerakan turun naiknya molekul-molekul air laut membentuk puncak dan lembah yang ditimbulkan oleh angin.

Berdasarkan gerakan butiran-butiran air lautnya, gelombang laut dibedakan sebagai berikut :
  1. Gelombang Osilasi, gerak gelombang yang terjadi karena molekul air bergerak melingkar.
  2. Gelombang Translasi, gelombang osilasi yang telah pecah dengan cepat bergerak ke arah pantai.
  3. Swash, gerak trasnlasi yang telah mencapai garis pantai.
  4. Backwash, gerak trasnlasi yang kembali ke laut.

Arus Laut
Arus laut adalah gerakan massa air laut dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Gerakan massa air laut ini dapat secara mendatar berupa arus permukaan dan arus dasar, ataupun secara vertikal, dari lapisan bawah ke atas atau sebaliknya.

Menurut temperaturnya, arus laut dibedakan sebagai berikut :
  1. Arus panas, adalah arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah yang didatanginya. Contohnya Arus Teluk, Arus Kuroshiwo dan Arus Brasilia.
  2. Arus dingin, adalah arus yang temperaturnya lebih rendah daripada daerah yang didatanginya. Contohnya Arus labrador dan Arus Benguela.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut :
1.      Besar kecilnya penguapan.
2.      Banyak sedikitnya curah hujan.
3.      Arus laut.
4.      Banyak sedikitnya air tawar dari sungai yang masuk ke laut.
5.      Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke laut.


Pasang-Surut
Pasang naik dan pasang surut air laut merupakan fenomena gerakan air laut yang terjadi dua kali setiap hari.
Pada saat pasang naik, permukaan air laut mengalami kenaikan beberapa sentimeter dari keadaan normal, sebaliknya saat pasang surut permukaan laut mengalami penurunan. Wilayah pantai yang menjadi kawasan peralihan antara pasang-surut air laut dinamakan zone litoral.

Penyebab utama dari gejala alam ini adalah adanya gaya tarik (gravitasi) bulan dan matahari terhadap Bumi, namun yang lebih terasa pengaruhnya adalah gravitasi bulan karena jarak matahari dan Bumi sangat jauh.

Tinggi muka air laut pasang naik dan pasang surut tidak sama setiap hari. Hal ini sangat bergantung dari posisi Matahari, Bumi, dan bulan.

Pada 1 Hijriyah (bulan baru) dan 14 Hijriyah (bulan purnama), di mana posisi ketiga benda langit ini terletak pada satu garis lurus maka gaya tarik matahari dan bulan terhadap Bumi berakumulasi menjadi satu.

Pada saat inilah terjadi pasang-surut tertinggi di muka Bumi yang dikenal dengan pasang purnama. Pada tanggal 7 dan 21 Hijriyah, ketika posisi matahari, Bumi, dan bulan membentuk sudut 90°, gaya tarik matahari dan bulan terhadap Bumi saling berlawanan.

Akibatnya, pada kedua tanggal tersebut gejala pasang-surut mencapai puncak terendah, yang dikenal dengan istilah pasang perbani.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.